Friday, December 31, 2010

Kisah Muktabar : Ashabul Ukhdud

BISMILLAH...
s0013


Kisah dipetik daripada hadis sahih riwayat Imam Muslim dalam Kitab Az-Zuhd war Raqa`iq, bab Qishshah Ashhabil Ukhdud (no. 3005), dari Shuhaib bin Sinan radhiyallahu 'anhu, bahawa Rasulullah saw bersabda (yang bererti):


Pada zaman dahulu, sebelum masa kalian, ada seorang raja, dia mempunyai seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir ini sudah semakin tua, dia berkata kepada raja tersebut: “Saya sudah tua, carikan untukku seorang pemuda remaja yang akan saya ajari sihir.” Maka raja itupun mencari seorang pemuda untuk diajari ilmu sihir.


Adapun pemuda itu, di jalanan yang dilaluinya (menuju tukang sihir) itu ada seorang rahib (ahli ibadah). Lalu dia duduk di majlis rahib tersebut, mendengar syarahannya dan ternyata huraian tersebut menakjubkannya. Kemudian, dia menemui tukang sihir itu. Malangnya, dia dipukul oleh tukang sihir tersebut. Pemuda itupun mengadu keadaannya kepada si rahib. Kata si rahib: “Kalau engkau takut kepada si tukang sihir, katakan kepadanya: ‘Aku ditahan oleh keluargaku.’ Dan jika engkau takut kepada keluargamu, katakan kepada mereka: ‘Aku ditahan oleh tukang sihir itu’.”


Ketika dia dalam keadaan demikian, datanglah seekor binatang besar yang menghalangi orang banyak. Pemuda itu berkata: “Hari ini saya akan tahu, tukang sihir itu yang lebih utama atau si rahib.” Lalu dia mengambil sebiji batu dan berkata: “Ya Allah, kalau ajaran si rahib itu lebih Engkau cintai daripada ajaran tukang sihir itu, maka bunuhlah binatang ini agar manusia dapat lalu.” Pemuda itu melemparkan batunya hingga membunuhnya. Akhirnya manusiapun dapat melaluii perjalanannya.


Kemudian pemuda itu menemui si rahib dan menceritakan keadaannya. Si rahib berkata kepadanya: “Wahai anakanda, hari ini engkau lebih utama daripadaku. Kedudukanmu sudah sampai pada tahap yang aku lihat saat ini. Sesungguhnya engkau tentu akan menerima cubaan, maka apabila engkau ditimpa satu cubaan, janganlah engkau menunjuk diriku.”


Pemuda itupun akhirnya mampu mengubati orang yang dilahirkan dalam keadaan buta, sopak, dan mengubati orang ramai dari berbagai penyakit. Berita ini sampai ke telinga orang bawahan raja yang buta matanya. Diapun menemui pemuda itu dengan membawa hadiah yang banyak, lalu berkata: “Semua hadiah yang ada di sini adalah untuk engkau, saya kumpulkan, kalau engkau dapat menyembuhkan saya (dari kebutaan ini).”


Anak muda itu menjawab: “Sebetulnya, saya tidak dapat menyembuhkan siapapun. Tapi yang menyembuhkan itu adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kalau engkau beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, saya doakan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tentu Dia sembuhkan engkau.”


Orang bawahan raja itupun beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala menyembuhkannya. Kemudian dia menemui raja dan duduk bersamanya seperti biasa. Raja itu berkata kepadanya: “Siapa yang sudah mengembalikan matamu?”


Dia menjawab: “Rabbku.” Raja itu bertanya: “Adakah kamu mempunyai tuhan selain aku?” Orang itu berkata: “Rabbku dan Rabbmu adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala.”


Raja itupun menangkapnya dan tidak berhenti menyiksanya sampai dia menunjukkan si pemuda. Akhirnya si pemuda ditangkap dan dibawa ke hadapan raja tersebut. Sang raja berkata: “Wahai anakku, telah sampai kepadaku kehebatan sihirmu yang dapat menyembuhkan buta, sopak, dan kamu berbuat ini serta itu.”


Pemuda itu berkata: “Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan siapapun. Tapi yang menyembuhkan itu adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala.”


Raja itu menangkapnya dan terus menerus menyiksanya sampai dia menunjukkan si rahib. Akhirnya si rahib ditangkap dan dihadapkan kepada sang raja dan dipaksa: “Keluarlah dari agamamu.” Si rahib menolak. Raja itu minta dibawakan sebuah gergaji, lalu diletakkan di atas kepala si rahib dan mulailah kepala itu digergaji hingga terbelah dua. Kemudian diseret pula teman duduk raja tersebut, dan dipaksa pula untuk kembali murtad dari keyakinannya. Tapi dia menolak. Akhirnya kepalanya digergaji hingga terbelah dua.


Kemudian pemuda itu dihadapkan kepada raja dan diapun dipaksa: “Keluarlah kamu dari keyakinanmu.” Pemuda itu menolak.


Akhirnya raja itu memanggil para tenteranya: “Bawa dia ke gunung ini dan itu, dan naiklah. Kalau kalian sudah sampai di puncak, kalau dia mahu murtad (bawa pulang). Kalau dia tidak mahu, lemparkan dia dari atas.”


Merekapun membawa pemuda itu ke gunung yang ditunjuk. Si pemuda pun berdoa: “Ya Allah, lepaskan aku dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki.”


Seketika gunung itu bergegar dan mereka pun terpelanting jatuh. Pemuda itu datang berjalan kaki menemui raja.


Raja itu berkata: “Apa yang dilakukan para pengawalmu itu?”


Kata si pemuda: “Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkanku dari mereka.”


Kemudian raja itu menyerahkan si pemuda kepada beberapa orang lalu berkata: “Bawa dia dengan perahu ke tengah laut. Kalau dia mahu keluar dari keyakinannya, (bawa pulang), kalau tidak lemparkan dia ke laut.”


Merekapun membawanya. Si pemuda berdoa lagi: “Ya Allah, lepaskan aku dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki.”


Perahu itu karam dan mereka pun tenggelam. Sedangkan si pemuda berjalan dengan tenang menemui raja.


Raja itu berkata: “Apa yang dilakukan para pengawalmu itu?”


Kata si pemuda: “Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkanku dari mereka.”


Lalu si pemuda melanjutkan: “Sesungguhnya engkau tidak akan dapat membunuhku sampai engkau melakukan apa yang kuperintahkan.” Sang raja bertanya: “Apa itu?”


Kata si pemuda: “Kau kumpulkan seluruh manusia di satu tempat, kau salib aku di sebatang pohon dan ambil sebatang panah dari bekas panahku kemudian letakkan pada sebuah busur lalu ucapkanlah: ‘Bismillah Rabbil ghulam’ (Dengan nama Allah, Rabb si pemuda), dan panahlah aku dengan panah tersebut. Kalau engkau melakukannya nescaya engkau akan dapat membunuhku.”


Raja itupun mengumpulkan seluruh manusia di satu tempat dan menyalib si pemuda, kemudian mengeluarkan anak panah dari bekas si pemuda lalu meletakkannya pada sebuah busur dan berkata: “Bismillahi Rabbil ghulam”, kemudian dia melepaskan panah itu dan tepat mengenai pipi si pemuda. Darah mengucur dan si pemuda segera meletakkan tangannya di pipinya dan diapun mati. Serta merta rakyat banyak yang melihatnya segera berkata: “Kami beriman kepada Rabb si pemuda. Kami beriman kepada Rabb si pemuda. Kami beriman kepada Rabb si pemuda.”


Raja itupun didatangi pengikutnya dan diceritakan kepadanya: “Apakah anda sudah melihat, apa yang anda khawatirkan, demi Allah sudah terjadi. Orang banyak sudah beriman (kepada Allah).”


Lalu raja itu memerintahkan agar menggali parit-parit besar dan menyalakan api di dalamnya. Raja itu berkata: “Siapa yang tidak mahu keluar dari keyakinannya, bakarlah hidup-hidup dalam parit itu. .”


Merekapun melakukannya, sampai akhirnya diseretlah seorang wanita yang sedang menggendong bayinya. Wanita itu berundur (melihat api yang bernyala-nyala), khawatir terjatuh ke dalamnya (karena sayang kepada bayinya). Tapi bayi itu berkata kepada ibunya: “Wahai ibu, bersabarlah, karena sesungguhnya engkau di atas kebenaran.”


Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan kisah ini juga dalam Kitab-Nya yang mulia dalam surat Al-Buruj:
“Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit. Yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar….”


Itulah kisah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala ceritakan dalam KitabNya yang mulia agar menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudah mereka. Banyak pengajaran yang boleh diambil daripada kisah ini. Fikir-fikirkan sendiri.

WALLAHU TA’ALA A’LAM

halaqah.net


Tuesday, December 21, 2010

Promotion : JKQ Club IIUM


JAM’IYYATU KHADAMATI AL QURAN

INTRODUCTION

Jam’iyyatu Khadamati Al Quran (JKQ) was established since 2000/2001. Since its establishment, JKQ has always committed in promoting the quranic-centric culture among IIUM community especially the HUffaz in collaboration with other society in same base. In quest to remain pious and loyal as a servant of Allah, JKQ through various program continuously promote the basic and the simplicity in Islam as well as the Deen of Syamil. As it is stated in the mission statement, the main thrust of JKQ to generate the prime movers of ummah among who are not only memorized Al Quran and imbued with noble Quranic personality, but also equipped with necessary Islamic thought, committed to the works of Islam and equally important, possessing practical skills in leadership, management and public live to reclaim our tradition of the Huffaz generation.

MOTTO

“The spreading of the Quran in terms of Dirayah and Riwayah”

OBJECTIVES

· To help people learn the Holy Quran by rote.

· To strengthen and support the interaction and solidarity between the Huffaz on and off the campus.

· To join efforts and gear them towards increasing the number of Huffaz.

· To enhance learners’ potential to comprehend the Holy Quran and appreciate its role in private as well as social lives.

· To establish links between the Association of Huffaz inside Malaysia and their counterparts around the world.

· To attend and participate in the conferences, forums, and contests relating to the Holy Quran

· To give special attention to those students who display distinctive capabilities in memorization and provide them moral and financial support.

VISION

Towards a unique Huffaz generation

MISSION

The spreading of Quran in terms of Dirayah and Riwayah

ACTIVITY

· JKQ mass gathering.

· JKQ induction course.

· I’adah class.

· Tajwid class.

· Slaughtering course.

· Fardu Kifayah workshop.

- Slaughtering course

- Jenazah course

· Seminar “Mari Bertaranum”.

ORGANIZATION

ADVISOR

USTAZ SURUR SHIHABUDIN HASSAN

PRESIDENT

AHMAD TAQIYUDDIN MOHD RADZI

VICE PRESIDENT

MASTURA HASHIM

SECRETARY GENERAL

MUHAMMAD AMMAR KASNO

ASST. SECRETARY GENERAL

NOR NADZIRAH MOHD JAAFAR

TREASURER

AHMAD KHAIRUL AZMAN MOHD SALLEH

ASST. TREASURER

SITI SARAH OMAR

TARBIYAH AND EDUCATION

MOHD SAIFUL MAT AMIN

SALSABILA ABDUL RAHIM

ECONOMICS AND WELFARE

MOHD SALIHIN MOHD NAZRI

NUR FADRINA CHE LONG

PUBLICATION AND PUBLIC RELATION

ABDUL HALIM AL AZMI

SITI SARAH BUJANG


links:

website

facebook


Friday, December 17, 2010

Hidup Adalah??

Hidup,
Akan disuap pujian,
Janganlah mudah makan perasan.

Hidup,
Akan dilempar ujian,
Janganlah mudah perasaan terkesan.

Hiduplah,
Berpesan-pesan,
Pada teman,
Pada kawan,
Pada taulan,
Moga memberi pengajaran,
Moga menjadi pedoman,
Moga terlekat di ingatan,
Moga disalurkan anggota amalan.

Hiduplah Islam,
Untuk diri supaya dapat rahmat,
Untuk keluarga hidup berkat,
Untuk masyarakat makmur adat,
Untuk Ummat seraya jagat,
Untuk Daulah di puncak hebat.

Hidup,
Hiduplah,
Bekerjalah seakan tidak habis hayat,
Beribadatlah seakan mati itu dekat.

Hiduplah,
Untuk memberi supaya berkat,
Sampaikan dariku walau sepotong ayat.





****************************************
Ahmad Ashraf Azhar.

Mahallah MARA, PA UIAM Nilai.

11 Muharram 1432/17 Disember 2010 | 0000-0012.

Tuesday, December 7, 2010

alasan apa lagi??

ALASAN APA LAGI?
Tatkala seorang yang kaya raya ditanya.Mengapa engkau tidak beribadah....?Sang hartawan beralasan bahwa ia tidak punya waktu untuk beribadahkarena seluruh waktunya dihabiskan untuk mengurusi kekayaanya.Mungkin ia lupa, bahwa dirinya sebenarnya tidaklah lebih kaya darinabi Sulaeman as. Yang justru menjadi semakin bertakwa denganbertambah kekayaannya.
ALASAN APA LAGI......
Pertanyaan serupa ditujukan pada seorang karyawan.Mengapa engkau tidak beribadah....?Sang karyawan berargumen bahwa ia tidak punya waktu untuk beribadahkarena sibuk dengan pekerjaannya.Mungkin ia pun lupa, bahwa dirinya tidaklah lebih sibuk dibandingkandengan nabi Muhammad saw. yang disamping sebagai kepala negara,panglima perang, beliau juga seorang pendidik umat.
ALASAN APA LAGI......
Begitupun ketika seorang hamba sahaya ditanya.Mengapa engkau tidak beribadah....?Sang hamba sahaya beralasan bahwa ia tidak punya waktu untukberibadah karena sibuk melayani majikannya.Tidakkah ia lupa, bahwa dirinya tidaklah lebih sibuk dan sengsaradibandingkan dengan nabi Yusuf as?
ALASAN APA LAGI......
Seorang yang sakit ditanya dengan pertanyaan yang sama.Mengapa engkau tidak beribadah....?Sang pasien beralasan bahwa ia tidak punya waktu dan tenaga untukberibadah karena derita sakitnya.Cobalah ia ingat, derita penyakitnya itu belumlah seberapanyadibandingkan dengan penderitaan yang dirasakan oleh nabi Ayub as.
ALASAN APA LAGI......?
Ketika pertanyaan yang sama ditujukan pada seorang yang fakir miskin.Mengapa engkau tidak beribadah....?Sang fakir miskin menjawabnya bahwa ia tidak punya waktu untukberibadah karena kemiskinannya.Apakah ia lupa, bahwa ia tidaklah lebih miskin dari nabi Isa as,yang terpaksa harus memakan dedaunan dan minum air hujan?
ALASAN APA LAGI......
Seorang yang tidak berpendidikan ditanyanya.Mengapa engkau tidak beribadah....?Ia beralasan, bahwa ia tidak mampu untuk beribadah karena ilmunya rendah.Tidakkah ia lupa bahwa nabi Muhammad saw itu tdak bisa membaca dan menulis?
ALASAN APA LAGI......?
Padahal Alloh telah jelas berfirman dalam Al-Qur'an surat Adz-Dzariyat ayat56: "Tidak semata-mata Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadahkepada-Ku."
Sekarang.............mahu alasan apa lagi..........

by:-zafiruddin ziyaad